BOJONEGORO

sejarah bojonegoro

Bojonegoro terletak di bagian pedalaman dataran utara Jawa, di tepi Sungai Bengawan Solo (sungai terbesar di Jawa). Seperti sebagian besar Pulau Jawa, Bojonegoro didominasi dengan pemandangan sawah padi. Di daerah Bojonegoro, Sungai Bengawan Solo saja menjadi potensi pengairan dari utara sampai timur. kondisi musiman seringkali sangat kontras. Pada musim hujan, hujan akan turun hampir setiap hari sedangkan pada musim kemarau, hujan tidak akan datang selama berbulan-bulan, menyebabkan kekeringan dan kekurangan air meluas.
Bojonegoro berbatasan dengan:
Sebelah utara: Kabupaten Tuban
Sebelah Timur: Kabupaten Lamongan
Sisi Selatan: Madiun, Nganjuk dan Kabupaten Jombang
Sisi barat: Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)
Peta Lokasi Wisata Bojonegoro:
Sedangkan, Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak obyek wisata yang menarik, yang biasanya dikunjungi oleh banyak orang di hari libur. Daerah ini di dukung dengan luas areal geografis yang baik dan baik dari pegunungan, sehingga Bojonegoro menjadi salah satu pemasok pariwisata daerah Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak tempat-tempat wisata seperti wisata alam, wisata buatan, wisata budaya.
Pariwisata Bojonegoro
WADUK PACAL
Waduk Pacal:
Waduk Pacal adalah Waduk warisan Belanda yang dibangun tahun 1933, wilayah waduk ini adalah sekitar 3,878 km dengan kedalaman 25 meter. Selain fungsi utamanya untuk mengairi lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro, juga nyaman untuk dikunjungi. Terdapat pemandangan yang indah, di sini juga menyediakan dermaga perahu dan daerah penangkapan, yang menjadi daya tarik wisatawan waduk Pacal yang terletak sekitar 35 km selatan kota Bojonegoro dengan transportasi umum atau seseorang kendaraan, maka pengunjung atau wisatawan bisa tiba di tempat ini dengan mudah.
Waduk Pacal memiliki luas 3.878 kilometer dan kedalaman 25 km merupakan waduk Belanda yang dibangun pada tahun 1933 dan air disertai dengan panorama alam dan hutan jati menarik. Agenda wisata waduk Pacal yang diadakan setiap bulan Oktober ulang tahun Kabupaten Bojonegoro, adalah ritual “Larung Sengkolo” dan “Jasman Waranggono Tayub” untuk menyatakan “wisuda Waranggono Tayub”.
Waduk Pacal ini juga mendukung dengan beberapa fasilitas seperti cottage, arena memancing, perahu, kios, dll Pengembangan waduk Pacal diarahkan untuk transportasi, akomodasi, telekomunikasi dan fasilitas obyek wisata lainnya. Obyek wisata ini juga cocok untuk memancing dan kano.
KAYANGAN API

Wisata di Bojonegoro – Sebuah obyek wisata yang ada di Bojonegoro, Tirtawana Dander, di dalam kawasan yang terletak 12 kilometer dari Kota Bojonegoro tersebut tampak terhampar rumput hijau. Hutan jati yang daunnya mulai melebar karena siraman air hujan membentengi area tersebut. Kayu jati memang merupakan salah satu komoditas andalan Bojonegoro.Ada pula beberapa patung binatang dan permainan anak-anak. Masih di area yang sama terdapat pondok wisata dengan 12 kamar dan sebuah pesanggrahan. Sebuah pintu berhiaskan motif wayang di atasnya. Didalamnya terdapat hamparan air sebuah kolam renang.
Wisata Kayangan Api.

Dari sumber itu pula, api Pekan Olahraga Nasional ke-15 tahun 2000 di Surabaya diambil untuk kemudian diarak keliling Jawa Timur. Selain itu, Kayangan Api juga dipercaya masyarakat sekitar mempunyai nilai magis dan keterkaitan dengan Kerajaan Majapahit.
Begitu memasuki gapura, tampak berdiri jajaran tiang. Di tengah tiang tersebut terdapat sebuah lingkaran batu. Dari lingkaran itu menguap gelombang panas, sementara api unggun berwarna kuning kemerahan menari-nari tertiup angin.
libur2 Pariwisata Bojonegoro Kayangan Api   kayanganapi Pariwisata Bojonegoro Kayangan Ap
Konon, nyala Kayangan Api digunakan oleh Empu Kriya Kusuma (nama samaran dari Empu Supagati) untuk pembuatan keris pusaka guna mengembalikan Majapahit dari tangan pemberontak. Sayangnya, cahaya api itu tidak terlalu terlihat di siang hari. Sehingga disarankan sampai dilokasi malam hari jam tujuh keatas.A Sekitar 80 meter dari Kayangan Api, mengikuti jalan setapak yang telah disediakan, pengunjung dituntun menuju ke semacam kolam.
KOLAM yang satu ini berbeda dari kolam lainnya.
Air keruh kolam itu menggelegak/blukuthuk begitu kira-kira bunyinya, dengan gelembung-gelembung yang menyerupai air mendidih. Aroma belerang tersebar begitu mendekat ke sumber air hangat itu. Masyarakat sekitar menamainya Blekuthuk. Uniknya, air tak akan terasa panas jika disentuh. Dipercaya bahwa air itu punya khasiat menyembuhkan berbagai penyak
Empu Kriya Kusuma memang mempunyai keterkaitan yang erat dengan kawasan tersebut. Tak jauh dari Kayangan Api, misalnya, terdapat sebuah pohon beringin besar yang dipagari kayu. Tepat di bawahnya tersusun gundukan batu bata berukuran 20 cm x 30 cm. Ada yang mempercayai di bawah pohon itulah tempat tirakat Empu Kriya Kusuma sambil membuat kerisnya. Salah satu kerisnya yang terkenal adalah Dapur Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo yang kini menjadi pusaka kabupaten.
Batu bata tersebut ada kemiripan dengan batu sejenis peninggalan Kerajaan Majapahit yang banyak tersebar di situs Trowulan. Terlihat dari ukuran batu bata dan tanda boto kluwung atau goresan tiga jari yang membentuk pelangi.
Nah Negeri Kita ini merupakan negara yang penuh dengan Budaya yang patut kita syukuri.